BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH – AGUSTUS 2019


Setiap orang pasti memiliki kerinduan untuk merdeka, merasakan kemerdekaan. Itu sebabnya kemerdekaan menjadi hal yang senantiasa diperjuangkan. Sekali pun kemerdekaan sering dipahami oleh banyak orang secara berbeda-beda, namun kemerdekaan tetap menjadi kerinduan setiap orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘kemerdekaan’ berarti keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya).

Rasul Paulus memaparkan kemerdekaan Kristen, sebelum dan setelah memberikan penjelasan tentang sunat sebagai kewajiban hukum Taurat versus kasih karunia di dalam Yesus Kristus yang memerdekakan hidup manusia yang beriman kepada-Nya (2-12). Hidup dalam kuasa hukum Taurat identik dengan perbudakan, sedang hidup dalam kasih karunia adalah kemerdekaan.

Sunat adalah titik fokus dari ketegangan antara orang-orang Kristen yang sebelumnya adalah orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang sebelumnya adalah orang-orang bukan Yahudi. Ada di antara orang-orang Kristen Yahudi yang dengan teguh mempertahankan perlunya sunat dan bersikeras agar orang-orang Kristen non Yahudi juga disunat sebagai identifikasi bahwa seseorang adalah milik Tuhan, dan yang dengannya seseorang dimasukkan ke dalam umat Tuhan.

Paulus mengatakan bahwa semua yang dilakukan Kristus di kayu salib tidak berguna; tidak efektif; tidak berdaya, bagi orang yang memberi dirinya disunat. Dia menegaskan bahwa semua pengampunan, penebusan, rekonsiliasi, pembenaran, penghapusan kutukan dan seterusnya yang diperoleh di dalam Kristus bagi orang yang percaya kepada Kristus, tidak berguna bagi orang yang memberi diri disunat. Alih-alih menempatkan kepercayaan mereka pada kehadiran Allah di dalam Kristus, mereka menempatkannya dalam sunat mereka.

Sederhananya: jika seseorang melakukan sunat sebagai persyaratan untuk keselamatan, maka orang itu jelas sudah tidak percaya lagi pada Kristus dan seluruh karya-Nya. Ia telah menaruh kepercayaan pada kinerja hukum sunat; sehingga dia tidak akan mendapatkan apa pun dari Kristus karena dia tidak lagi memercayai Kristus. Oleh karenanya orang itu wajib menjaga dan mengikuti seluruh hukum. Jadi, jika ia memberi arti penting bagi sunat untuk menyelamatkan,  maka ia juga harus mematuhi semua persyaratan hukum lainnya, dan ia harus menjaga semuanya dengan sempurna, setiap saat. Hidupnya ada dalam cengkeraman dan diperbudak oleh hukum. Sedangkan hidup Kristen bukanlah hidup yang demikian.

Di ayat 1, Rasul Paulus menegaskan, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Lalu di ayat 13,  Rasul Paulus menyatakan kembali dasar kehidupan Kristen: "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka." Kemudian, berdasarkan pada panggilan ilahi itu, ia memberikan dua perintah. Negatif: "Jangan gunakan kemerdekaanmu sebagai kesempatan hidup dalam dosa (memuaskan keinginan atau nafsu kedagingan)." Positif: "Oleh kasih jadilah pelayan satu sama lain."

Kemerdekaan Kristen sejati memberi kebebasan bagi kita menjadi ‘sepenuhnya bagi Allah dan karenanya sepenuhnya bagi sesama.‘  Paulus memilih kata 'douleuete' - 'melayani, menjadi pelayan, terikat dalam' satu sama lain. Sesuatu yang sangat berlawanan, dari pementingan diri, dari melakukan apa yang kita inginkan untuk memuaskan kedagingan serta hidup dalam dosa. Kata ‘douleuete’ selalu terkait dengan kasih, dan kasih Kristen tak pernah bisa dilepaskan dari kasih Kristus yang total, kasih yang mewujud dalam ketaatan. Dengan demikian kemerdekaan Kristen tidak bisa dimaknai sebagai kesempatan hidup dalam dosa. Sebaliknya, kemerdekaan Kristen adalah kesempatan untuk mewujudnyatakan kasih kepada sesama, karena oleh kasih Allah di dalam Kristus kita sudah dimerdekakan dari cengkeraman dosa yang berujung kebinasaan.

DISKUSI:

  1. Apa arti ‘MERDEKA’ bagi Saudara? Jelaskan!
  2. Apakah Saudara merasa sudah dimerdekakan? Jelaskan!
  3. Bagi Saudara, apa arti ‘Kristus telah memerdekakan kita’ (ay. 1)?
  4. Sebagai pribadi yang telah dimerdekakan, dengan cara bagaimana Saudara mengisi kemerdekaan Saudara?
  5. Apakah dampak kemerdekaan Saudara bagi kemerdekaan Indonesia?

 

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN

 

NKB 183 – Dulu ‘Ku Mencari

Syair dan lagu: Himself; A. B. Simpson; Terjemahan: Tim Nyanyian GKI

 

1. Dulu ‘ku mencari hanya kurnia,

     kini ‘ku beroleh yang memb’rikannya.
     Dulu perasaan pandu bagiku,

     kini Firman Tuhan yang membimbingku.

Refrein:  Aku puji Yesus tak kenal lelah,
                  kar’na Dia sungguh Tuhanku adalah.

 

2. Dulu susah payah, giat berlelah,

     kini pasrah diri aku berserah.
     Dulu kematian membayangiku,

     kini kes’lamatan milikku penuh. (Refrein)

 

3. Dulu ‘ku meraih tangan Tuhanku,

     kini bahkan Dia yang menggandengku.
     Dulu ombak laut menerpa keras,

     kini jangkar kokoh tiada ‘ku lepas. (Refrein)

 

4. Dulu rancanganku memb’ri ku senang,

     kini hanya doa memb’ri ku tenang.
     Dulu ‘ku merasa bimbang tak tentu,

     kini ‘ku mendapat benteng yang teguh (Refrein)

 

5. Dulu hasrat diri ‘ku ikuti t’rus,

     kini ‘ku dibimbing sabda Penebus.
     Dulu ‘ku menuntut, tak mau menyerah,

     Kini Tuhan saja ingin ‘ku sembah (Refrein)

 

6. Dulu ‘ku berkhayal Yesus milikku,

     kini ‘ku tak ragu Dia hartaku.
     Dulu ‘ku bagaikan suluh yang pendar,

     kini ‘ku bercahya gilang dan benar. (Refrein)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NKB 213 – Kita Sudah Ditebus Oleh-Nya

Syair dan lagu: Saved to Serve; Lida Shivers Leech; Terjemahan: Tim Nyanyian GKI

 

1. Kita sudah ditebus oleh-Nya,

     kini layanilah Mukhalismu.
     Maju t’rus dan kibarkan panji-Nya,

     sanjung Rajamu!

Refrein: Mari bawa pada-Nya segenap talentamu
           serta hidup mengikuti firman-Nya!
          Taat dan setialah walau sukar jalanmu,
          hidup kudus agar kasih-Nya pun nyatalah!

 

2. Waktu suka atau waktu duka,

     walau badai datang melandamu;
     Janganlah jemu melayani-Nya,

     sanjung Rajamu!

 

3. Dan layanilah dengan setia,

     jangan dosa sampai menghalangmu.
     Junjunglah terus kebenaran-Nya,

     sanjung Rajamu!